Review - Baby Driver (2017)

Rilis pada bulan juni di Amerika Serikat, Baby Driver ini mendapatkan ulasan positif dari para kritikus dan khalayak penonton umum disana. Sayangnya para penonton film di Indonesia harus menunggu sekitar dua bulan dari tanggal perilisan di Amerika untuk menyaksikan salah satu karya dari sutradara Edgar Wright (Hot Fuzz, Shaun of the Dead) ini. Apa yang membuat film ini istimewa?. Bersiaplah untuk menonton gelaran aksi kebut-kebutan dengan kreasi playlist musik-musik yang tak hentinya bergulir sepanjang film.

Sumber http://www.imdb.com/title/tt3890160/
Baby (Ansel Elgort), seorang pengidap penyakit tinnitus yang disebabkan oleh kecelakaan pada masa kecil membuatnya harus selalu menggunakan earphone untuk mengurangi dengungan di telinganya. Ia terpaksa menjadi seorang driver dari kelompok perampok yang dipimpin oleh Doc (Kevin Spacey), karena harus melunasi hutangnya. Kehadiran pelayan cantik sebuah kafe, Debora (Lily James) membuat Baby termotivasi untuk segera keluar dari dunia kriminal yang ia geluti. Tentu saja keinginan Baby ini terhalang oleh ancaman dari Doc.

Dengan total durasi album original soundtracknya sendiri ialah 1 jam 42 menit (Lihat di Spotify), musik menjadi salah satu elemen penting di film yang juga masuk ke dalam sisi penceritaan. Baby sehari-hari mempunyai playlist di dalam Ipodnya. Selain hobi, musik ini juga menjadi suatu alat untuk mengurangi dengungan pada telinganya. Sulit memang untuk tidak jatuh cinta dengan filmnya. Dari opening scenenya aja saya udah dibuat terpukau. Aksi perampokan pertama yang digawangi oleh Buddy (Jon Hamm), Darling (Eiza Gonzalez), dan Griff (John Bernthal) berlangsung sangat seru ketika Baby mulai menyetir mobilnya dengan menghadirkan adegan kejar-kejaran yang penuh adrenalin dan juga memanjakan indera pendengaran. Musik "Bellbottoms dari Jon Spencer Blues Explosion" sebagai track dari pembuka adegan awal, ritmenya dibuat sinkron dengan tiap kejadian di dalam filmnya. Gesekan aspal, hentakan pedal gas, dan suara senapan seolah-olah merupakan bagian dari musik tersebut. Dan itu tak hanya ada di adegan pembuka awal, tapi di sebagian besar filmnya.

Sumber : http://www.harvardpress.com/Portals/0/issues/2017_07_07/movie_BabyDriver_700w.jpg
Intensitas agak menurun terjadi pada babak kedua film, namun agak tertolong oleh kehadiran anggota kelompok baru, Bats (Jamie Foxx) yang sering membuat masalah dan agak berisik. Ansel Elgort bermain apik sebagai seseorang yang sangat terluka dari sisi psikologisnya, Jon Hamm & Eiza Gonzalez sebagai pasangan misterius dan sensual, Kevin Spacey sebagai bos yang sangat dingin dan Lily James yang memiliki chemistry cukup baik dengan Ansel Elgort. Beberapa humor yang disajikan juga efektif membuat gelak tawa di dalam studio bioskop. Edgar Wright sukses mempersembahkan satu mahakarya aksi musikal yang sangat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Bersiap untuk menghentakkan kaki dan kepala setiap musik saling silih berganti mengisi tiap adegan aksi yang dihadirkan. All you need is one killer track.

Hmmm / Tidak Suka / Lumayan / Suka! / Sangat Suka!!

Baby Driver (2017) | Action, Crime, Music | Ansel Elgort, Kevin Spacey, Lily James, Jamie Foxx, Eiza Gonzalez, Jon Hamm | 112 Min
 

Comments

Popular posts from this blog

Review – Annabelle Creation (2017) : Asal Mula Boneka Ibli

Review - Bad Genius (2017)